Sistem Jalan Satu Arah Kota Tegal Kembali Dikeluhkan, Pedagang Terdampak 3 Pekerja Dirumahkan

KOTA TEGAL, radarcbs.com - Sistem jalan satu arah di Kota Tegal kembali dikeluhkan. Utama pada ruas Jalan Kartini, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Cempaka.
Meski diklaim mampu mengurai kemacetan, kebijakan sistem satu arah di ketiga jalan di Kota Tegal itu, ibarat pisau bermata dua. Sebab, membawa dampak ekonomi bagi pelaku usaha di sepanjang jalan tersebut.
Salah satu yang merasakan langsung dampak penerapan satu arah di Jalan Tentara Pelajar Kota Tegal adalah Titi Wulandari, pemilik kios bakso dan mi ayam.
Sejak diterapkannya sistem satu arah, omzet usaha Wulan merosot drastis.
“Dulu bisa dapat satu juta sehari. Sekarang dua ratus ribu saja susah banget,” kata Wulan saat diundang dalam acara siniar bertajuk ‘Polemik Kebijakan Satu Arah Jalan Kartini dan Jalan Tentara Pelajar’ yang diselenggarakan DPRD Kota Tegal di Press Room Komplek Gedung Parlemen, Jalan Pemuda, Rabu, 8 Oktober 2025.
Kios bakso dan mi ayam Wulan kini banyak kehilangan pelanggan, tidak hanya dalam kota, namun juga berasal dari luar daerah seperti Pemalang.
Para pelanggan, kata dia, mengeluhkan sistem satu arah di Jalan Kartini dan Jalan Tentara Pelajar, karena harus memutar untuk menuju kiosnya.
Akibat merosotnya omzet dan kian sepinya usaha yang dijalankan, Wulan dengan terpaksa merumahkan tiga pekerja atau karyawannya.
“Kami berharap Jalan Kartini dan Jalan Tentara Pelajar dikembalikan dua arah,” harap Wulan.
Sekretaris Komisi III DPRD Kota Tegal Nur Fitriani yang menjadi narasumber siniar tersebut menyampaikan, dia memahami Pemerintah Kota Tegal (Pemkot) wajib menata kota agar lebih baik dan nyaman untuk warganya.
Sistem satu arah memang membuat arus lalu lintas menjadi lebih lancar. Namun, dia juga menyaksikan terjadinya penurunan omzet pelaku usaha imbas dari sistem satu arah.
Berkaca dari Wulan, dia tidak bisa membayangkan berapa banyak karyawan yang dirumahkan dalam sepuluh bulan ini karena usaha sepi.
Jika pelaku usaha menutup usahanya, juga akan berpotensi mengurangi Pendapatan Asli Daerah karena tidak ada lagi pemasukan pajak atau retribusi dari mereka.
Politisi PAN ini memandang sudah saatnya sistem satu arah yang telah diterapkan selama sepuluh bulan ini untuk dievaluasi.
“Pemkot harus arif untuk melakukan evaluasi. Mohon dengan sangat, agar ekonomi tumbuh,” ucap Fitriani.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Riandy Sholeh menyampaikan, Dinas Perhubungan beberapa waktu lalu melakukan perubahan rekayasa lalu lintas, namun baru di Jalan Melati.
Sepenggal Jalan Melati kini dikembalikan dua arah untuk sepeda motor untuk meramaikan Pujasera. Saran dan keluhan masyarakat yang disampaikan pelaku usaha menjadi bahan masukan untuk disampaikan Riandy ke pimpinannya dan dibahas dalam forum.
“Kami pasti melakukan evaluasi,” terang Riandy, sekaligus berpesan kepada pengguna jalan untuk tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas di ruas jalan yang diterapkan sistem satu arah di Kota Tegal. (*)