Advertisement

Jajanan Pemalang: Tak Sekadar Mengenyangkan, Tapi Juga Menghangatkan Hati!

Rabu, 30 Juli 2025 11:00 WIB
Jajanan Pemalang: Tak Sekadar Mengenyangkan, Tapi Juga Menghangatkan Hati!
kue kamir - source: image via inibaru.id
Advertisement

PEMALANG, Radarcbs.com – Di tengah derasnya tren kuliner modern dan makanan viral dari kota-kota besar, Pemalang tetap tenang dengan jati dirinya. Ia tidak terburu-buru mengikuti arus. Sebaliknya, ia menjaga dengan sepenuh hati warisan rasa dari masa lalu yang masih tetap setia menemani warganya hingga hari ini.

Jajanan khas Pemalang bukan hanya soal rasa. Ia menyimpan cerita. Ia membawa kenangan. Ia tak sekadar mengenyangkan perut, tapi juga menyentuh sisi paling dalam dari mereka yang tumbuh besar di tanah ini. Bagi sebagian orang, sepotong lontong dekem atau gigitan kamir bisa lebih dari sekadar makanan—ia adalah pengingat bahwa rumah selalu ada untuk dituju.

Berikut ini beberapa jajanan khas Pemalang yang bukan cuma enak, tapi juga penuh makna dan kehangatan:

1. Lontong Dekem: Hangatnya Sarapan di Tengah Kabut Pagi

Lontong dekem bukan sekadar nama unik. “Dekem” dalam bahasa Jawa berarti direndam—dan itulah ciri khas dari kuliner ini. Lontong disiram kuah kuning rempah yang gurih, diberi suwiran ayam, kerupuk kulit, dan sambal kacang kental yang menggoda selera. Kuahnya melimpah, seperti pelukan pagi yang hangat.

Makanan ini biasa dijual di pagi hari oleh penjual kaki lima. Wangi rempah yang menguar dari panci mereka bisa memancing langkah siapa pun yang lewat. Tak sedikit anak-anak sekolah yang menyempatkan beli seporsi sebelum berangkat, atau bapak-bapak yang menikmatinya sambil menyeruput teh panas di warung kecil. Sederhana, tapi selalu dirindukan.

2. Sate Loso: Cita Rasa dalam Setiap Serat Daging

Berbeda dengan sate pada umumnya, sate loso menggunakan daging sapi (bahkan kadang kerbau) yang direbus lama hingga empuk, lalu dibakar di atas arang. Kuahnya bukan sambal kacang, tapi santan gurih yang kaya bumbu. Disajikan dengan lontong, sate ini seperti masakan rumahan yang hangat dan mengenyangkan.

Sate loso bukan sekadar makanan, tapi tradisi. Biasanya muncul saat hari-hari besar seperti syawalan atau sedekah bumi. Setiap keluarga punya versi bumbunya masing-masing. Saat menyantapnya, tak jarang teringat aroma dapur ibu atau obrolan ringan di meja makan yang kini tinggal kenangan.

3. Grombyang: Kuah yang Menggoyang Jiwa

Grombyang berasal dari kata “grembyang-grembyang” yang menggambarkan kuah yang melimpah hingga isiannya bergoyang-goyang. Sepintas mirip rawon, tapi dengan sentuhan khas Pemalang: daging sapi empuk, kuah hitam pekat dari kluwek, dan taburan bawang goreng yang menggoda.

Biasanya disajikan panas-panas dengan nasi putih dan sambal terasi. Rasanya seperti pelukan dalam bentuk cair—menghangatkan tubuh, menenangkan pikiran.

4. Kue Kamir: Rasa Manis di Tengah kesederhanaan

Kamir adalah kue legendaris dari percampuran budaya Arab dan Jawa. Dibuat dari tepung, telur, tape, dan gula, kamir berbentuk bundar pipih dengan rasa manis dan aroma fermentasi yang khas. Kini banyak varian isi: pisang, keju, coklat, bahkan stroberi.

Meski makin modern, kamir tetap punya tempat di hati warga Pemalang. Ia kerap jadi teman minum teh di sore hari atau oleh-oleh khas saat pulang kampung. Rasanya mungkin sederhana, tapi tiap gigitan mengandung rasa yang sulit digantikan.

5. Apem Comal: Lembutnya Tradisi yang Masih Bertahan

Dari Kecamatan Comal, jajanan apem ini tampil dengan kelembutan tekstur dan rasa manis alami dari tape dan gula. Apem Comal biasa muncul saat tradisi syukuran, haul, atau acara keluarga besar. Kukusannya yang mengepul bukan hanya menguarkan aroma harum, tapi juga menghadirkan suasana yang akrab dan hangat.

Makan apem bukan cuma soal mengisi perut, tapi juga menyambung silaturahmi. Ia adalah simbol kerukunan dan berkah yang dibagikan dengan tangan terbuka.

Jajanan yang Menyambut Pulang

Jajanan Pemalang memang tak diliput media besar, tak viral di TikTok, dan tak punya kemasan mewah. Tapi justru di sanalah letak keistimewaannya. Ia jujur. Ia tidak berpura-pura. Ia hadir untuk memeluk siapa pun yang datang—entah dalam keadaan lapar, rindu, atau sekadar butuh kehangatan.

Saat kamu duduk di warung kecil, mencicipi lontong dekem atau menggigit kamir hangat, kamu akan sadar: yang kamu cari dari makanan bukan hanya rasa, tapi perasaan. Dan jajanan Pemalang selalu berhasil mengantarkan itu—dengan caranya yang sederhana namun mengena.

sumber: idntimes.com, turisian.com, kabarjawa.com, kompas.com, wisatapemalang.com

BACA JUGA:
Advertisement
Editor: Rizki Nur Salim N
Tags:
KulinerKhasPemalang PemalangHits JajananPemalang
Share: