RADARCBS.COM - Jelang Hari Raya Idul Adha, Adiwerna Tegal heboh. Seekor kambing raksasa di Desa Tembok Luwung, Adiwerna, Tegal, akan dijual dengan harga Rp50 juta untuk kurban.

Kambing raksasa di Adiwerna Tegal yang dijual untuk kurban itu, milik warga RT 09 RW 02 Desa Tembok Luwung. Hewan pemakan rumput tersebut beratnya mencapai 140 kilogram.

Pemilik kambing raksasa di Adiwerna Tegal yang menghebohkan warga itu, yakni Asepsia Awaliyanto. Pentolan HM Jaya Farm Desa Tembok Luwung ini, Jumat 9 Mei 2025, menuturkan kambing jenis etawa itu diperolehnya di Jawa Timur dan sebagian di Jawa Tengah. 

Menurut Asep, kambing-kambing yang dijualnya mayoritas pemenang kontes. Seperti kambing yang diberi nama Baron, pernah meraih Juara 1 Kontes Kambing PE Jantan tingkat nasional. Bahkan, sudah dua kali berturut-turut meraih juara tersebut.

"Jadi kami sengaja beli kambing super jumbo ini untuk kurban Hari Raya Idul Adha," ujarnya.

"Jumlahnya ada 13 ekor. Semuanya akan saya jual dengan harga bervariasi. Mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 50 juta per ekor," sambung Asep.

Meski Idul Adha masih sekitar satu bulan lagi, Asep mengatakan, kambing kontes itu sudah banyak yang membelinya. Hampir 80 persen sudah ludes terjual.

"Sudah banyak yang bocking," ucapnya.

Sementara, Ova Hanani, yang juga pemilik Farm Kambing Kontes itu menuturkan bahwa kambing yang dijualnya dipastikan sehat. Sebab hampir setiap dua pekan sekali, kambing selalu diberi vitamin oleh petugas dari Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tegal. 

Tidak hanya vitamin, makanan yang dikonsumsi juga tidak sembarangan. Dia menggunakan rumput, daun, ampas tahu, kangkung kering, pongkol telo dan beragam makanan lainnya. Sedangkan minumnya menggunakan air gula jawa.

"Kandang kambing kami juga bersih. Steril. Setiap hari selalu kami bersihkan supaya kambing kami sehat semua," ucapnya.

Dia menuturkan, bisnis kambing untuk Hari Raya Idul Adha ini ditekuninya sejak 9 bulan silam. Setelah lebaran Idul Adha nanti, dia mengaku bakal ternak sendiri untuk jenis kambing etawa.

"Kita sudah ada bibitnya," imbuh Bos Ova, sapaan akrab pria bertopi ini. (*)