Advertisement
PMII: Meresahkan, Pemilu 2024 Terkesan Brutal dan Pragmatis
Selasa, 03 Desember 2024 07:00 WIB
PMII: Meresahkan, Pemilu 2024 Terkesan Brutal dan Pragmatis
RAKERCAB - Ketua PB PMII singgung Pemilu 2024 yang brutal dan pragmatis saat acara Upgrading dan Rakercab PC P - source: Yery Noveli/Radar Tegal Grup
Advertisement
RADAR CBS - Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, baik Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislator (Pileg) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) terkesan brutal dan pragmatis.

Pernyataan soal Pemilu 2024 terkesan brutal dan pragmatis itu diungkapkan Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Periode 2011-2014, Abdul Aziz.

Dia menyampaikannya dalam acara Upgrading dan Rakercab PC PMII Tegal, di Balai Kesra Kabupaten Tegal, Minggu 1 Desember 2024.

Menurut Abdul Aziz yang juga Anggota DPRD Provinsi Jateng, Pemilu 2024 yang terkesan brutal dengan nuansa pragmatisme itu, menjadikan tipisnya peluang bagi masyarakat yang tidak kuat modal kapitalnya untuk ikut bersaing pada hajat lima tahunan tersebut.

Advertisement
Masyarakat yang disuguhi matrealistik menjadikan hilangnya akal cerdas untuk menentukan pilihan wakil ataupun pemimpinnya.

"Situasi semacam ini sesungguhnya sangat meresahkan bagi seluruh elemen bangsa, kecuali hanya segelintir orang yang cukup kuat memiliki modal kapital," kata pentolan PKB ini.

Menurutnya, Nahdlatul Ulama (NU) merupakan bagian dari elemen bangsa yang sebelum berdirinya Negara Indonesia sudah terlibat aktif untuk kemerdekakan bangsa yang sedang dikuasai oleh penjajah kolonial saat itu.

Kehadiran NU sampai kapanpun masih sangat dibutuhkan untuk menjadi pilar kekuatan negara Indonesia. Sebab, sejarah mencatat NU tidak pernah berkhianat terhadap ideologi negara dan juga tidak pernah melawan pemerintahan yang sah berdasarkan konstitusi yang dianutnya. 

Bahkan beberapa kader terbaik NU selalu tampil menjadi bagian kontestan hajat lima tahunan, baik di tingkat nasional maupun lokal. 

"Sekarang saatnya merekonstruksi kaderisasi dan penguatan ideologi bagi setiap warga NU khususnya, dan masyarakat pada umumnya," tegas Aziz.

Dia menyatakan, bahwa kader NU banyak sekali yang memiliki kemampuan SDM dan berpotensi menjadi pemimpin. Baik di tingkat nasional maupun lokal. 

Mereka tentunya mampu mengikuti kontestasi hajat lima tahunan. Namun sayangnya, mereka tidak banyak memiliki modal kapital untuk bertaruh memenangkan kontestasi tersebut.

Salah satu cara ampuh untuk menjawab situasi ini adalah dengan menformulasikan kembali bentuk kaderisasi dan penguatan kembali ideologisasi yang dicita-citakan oleh para ulama pendiri NU.

"Termasuk juga oleh funding fathers kita," ucapnya.

Dia menyebut, dengan kekuatan kaderisasi dan penguatan kembali nilai-nilai Ahlusunnah waljamaah dalam konteks kemasyarakatan serta kekuasaan. Maka keberanian mental spiritual dan kemandirian politik maupun ekonomi dengan sendirinya akan terwujud.

"Sehingga tidak akan mudah dihegemoni oleh kekuatan kapital, istilah yang sedang ngetrend sekarang adalah bernama Oligarki," cetusnya.

Dia menambahkan, keyakinan atas kekuasaan Allah dan kemampuan terhadap diri sendiri akan menghasilkan keberanian, kecerdasan serta kerja keras untuk menggapai sebuah cita-cita demi kemaslahatan umat. (*)

Tags:
Pemilu 2024 Brutal Dan Pragmatis PMII
Share: