Advertisement
4 Krisis Ini Ancam Masyarakat Tegal dan Sekitarnya, DLH: Jangan Panik
Rabu, 20 Maret 2024 06:00 WIB
4 Krisis Ini Ancam Masyarakat Tegal dan Sekitarnya, DLH: Jangan Panik
Yerry Noveli/Radar Tegal - ILUSTRASI - Kondisi lahan pertanian di wilayah Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal y - source:
Advertisement
RADAR CBS - Setidaknya ada 4 krisis ancam masyarakat Indonesia, termasuk wilayah Tegal dan sekitarnya pada tahun-tahun mendatang. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi.

Menurutnya, akan ada empat krisis yang akan dialami masyarakat, termasuk di Tegal dan sekitarnya. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada.

Ancaman 4 krisis yang akan dialami masyarakat, termasuk wilayah Tegal dan sekitarnya disampaikan Muchtar, saat menghadiri acara Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Jalingkos Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, belum lama ini.

Muchtar membeberkan 4 krisis tersebut yakni:

Advertisement
1. Krisis Air Bersih

Dia menyebut krisis air bersih kemungkinan akan dirasakan dampaknya secara luas mulai tahun 2025 mendatang. Hal itu terjadi karena dampak perubahan iklim global.

2. Krisis Sampah 

Menurutnya, masalah sampah tidak kunjung selesai sepanjang jumlah penduduk terus bertambah namun tidak disertai dengan kesadaran perilakunya mengelola sampah.

3. Krisis Alih Fungsi Lahan 

Muchtar mengatakan, krisi alih fungsi lahan terbuka menjadi terbangun, seperti lahan pertanian menjadi permukiman dan industri. Ataupun lahan hutan menjadi lahan pertanian terbuka.

4. Krisis Kebencanaan

Untuk krisis ini, sambung dia, terus meningkat karena dampak dari tiga krisis tersebut (krisis 1-3).

"Kami minta masyarakat harus tetap waspada. Jangan panik," kata Muchtar.

Sementara ihwal HSPN, dia menjelaskan, kegiatan HPSN merupakan momen penting pengelolaan sampah di Indonesia. Seluruh lapisan masyarakat diharapkan bisa ikut serta dan berupaya sungguh-sungguh dalam mendukung sistem pengelolaan sampah terpadu.

Satu sisi, sampah bisa menjadi bencana. Namun di sisi lain, sampah juga bisa menjadi komoditi yang menguntungkan.

Menurut Muchtar, sejumlah desa lokus program Desa Merdeka Sampah dinilai mampu mengolah sampahnya secara mandiri melalui konsep TPS3R.

Tercatat ada dua desa dengan pengelolaan sampah terbaik di Kabupaten Tegal. Yaitu Desa Kertasari Kecamatan Suradadi dan Desa Lebaksiu Kidul Kecamatan Lebaksiu.

“Zero waste dan zero emission sudah harus menjadi babak baru dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Zero waste artinya di tahun 2030, kita tidak diperbolehkan lagi mengoperasikan TP. Maka langkah untuk mewujudkannya ini harus segera dimulai,” ujarnya.

Sedangkan zero emission lebih pada upaya membatasi tidak ada lagi aktivitas pengelolaan sampah yang menghasilkan emisi karbon yang dapat diserap di bumi. Atau menguap ke lapisan atmosfer serta memicu timbulnya gas rumah kaca yang berpotensi memicu terjadinya pemanasan global.

Demikian informasi terkait 4 krisis ancam masyarakat Tegal dan sekitarnya, serta HPSN. (*)

Tags:
Share: