RADAR CBS - Inflasi pangan Kabupaten Tegal saat ini terbilang stabil. Hal tersebut tidak lantas membuat Pemkab Tegal bersantai ria. Untuk menjaga inflasi pangan di Kabupaten Tegal, sejumlah strategi ditempuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Salah satunya yakni mengintensifkan koordinasi dengan Timpengendali Inflasi Daerah atau TPID.
Komitmen untuk menjaga inflasi pangan Kabupaten Tegal merupakan bagian dari program kerja Pj Bupati Agustyarsyah. Hal ini mengemuka saat rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2024 di ruang rapat Sekda, belum lama ini. Selain koordinasi intensif dengan TPID, Pj Bupati Tegal juga mengungkapkan upaya lain untuk jaga infalsi Kabupaten Tegal. Yaitu tetap fokus pada pengendalian harga pangan bergejolak.
Bahan pangan itu antara lain komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang. Tak kalah penting memantau pergerakan harga barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusinya. Hasil pemantauan tersebut untuk memitigasi atau mengantisipasi risiko jangka pendek. Termasuk antisipasi pergeseran musim panen serta harga menjelang hari besar keagamaan. Menurutnya, kecepatan penyampaian data akan memengaruhi pengambilan langkah yang tepat dalam pengendalian inflasi pangan Kabupaten Tegal.
Kerja keras kendalikan inflasi
Agustyarsyah menegaskan, bersama TPID Kabupaten Tegal akan bekerja keras mengendalikan inflasi. Terutama inflasi pangan Kabupaten Tegal yang bersumber dari komponen harga pangan bergejolak sebagai penyumbang terbesar angka inflasi di daerah bahkan nasional. “Saya minta setidaknya satu bulan sekali diadakan rapat pengendalian inflasi seperti ini dan kita bisa lebih serius menangani inflasi dan mengambil langkah konkritnya,” ucap Agustyarsyah sebagaimana dilansir
radartegal.disway.id. Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal Bambang Wahyu Ponco Aji mengatakan, pemantauan harga secara aktif di lapangan diperlukan. Sebab permainan naik turunnya harga ada di level pedagang kecil. “Minggu pertama Februari Kabupaten Tegal mengalami deflasi 0,01 persen. Sementara di kabupaten sekitar mengalami inflasi karena kenaikan harga beras seperti di Kabupaten Pemalang sebesar 0,438 persen, Kabupaten Brebes 0,623 persen, dan Pekalongan 2,4 persen,” ujarnya.
Operasi pasar
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal Imam Rudy Kurnianto menyebutkan 20 komoditi utama bahan pangan penyumbang inflasi pangan Kabupaten Tegal karena sering terjadi perubahan harga. Yakni hasil pertanian, industri pengolahan, peternakan, perikanan dan bahan pokok lainnya. “Saat ini, untuk bahan pokok beras premium ada kenaikan harga sekitar Rp500 per kilogram, namun kenaikan harga yang signifikan ada di cabai, sebesar Rp5.000,” kata Rudy. Berkenaan dengan ini, pihaknya bersama Bulog rencanakan operasi pasar. Itu dilakukan setelah mendapatkan izin dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (TanKP) dan memperhatikan hasil pemantauan perkembangan harga mingguan. “Operasi pasar lebih insentif akan dilakukan oleh Dinas TanKP, sedangkan Kami hanya diikutkan insidentil jika harga terus merangkak naik. Itupun Kami koordinasikan terlebih dahulu dengan Bulog,” ungkapnya. Adapun inflasi tahunan Kabupaten Tegal tahun 2023 angkanya sebesar 3,28 persen. Sedangkan per Januari tahun 2024 angkanya sebesar 0,04 persen. Berdasarkan hasil pemantauannya, harga 20 komoditi utama di pasaran secara umum masih terkategori stabil. “Untuk menstabilkan harga, beberapa kali sudah dilakukan kegiatan operasi pasar murah, penyaluran bantuan sosial pangan serta hingga mensuplai komoditas beras dan jagung,” urai dia. Demikian informasi terkait upaya Pemkab jaga inflasi pangan Kabupaten Tegal. Semoga bermanfaat. (*)