Lokal
Cegah Obesitas pada Anak, Dinkes Kabupaten Tegal Gencar Lakukan Ini
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 14:00 WIB
Author: Yeri Noveli Editor: Adi Mulyadi
Cegah Obesitas pada Anak, Dinkes Kabupaten Tegal Gencar Lakukan Ini

(Foto: - PELATIHAN - Pelatihan penyegaran atau Refresher Training yang diselenggarakan Dinkes Kabupaten Tegal diikuti sejumlah guru SD dan MI, menjadi salah satu upaya mencegah obesitas pada anak. FOTO: Yery Noveli/Radar Tegal Grup)

RADAR CBS - Obesitas pada anak menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal. Berbagai upaya dilakukan Dinkes Kabupaten Tegal untuk cegak obesitas pada anak.

Salah satunya melalui kegiatan Pelatihan Penyegaran atau Refresher Training kepada para guru Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Tegal. Kegiatan ini dipusatkan di Aula Dinkes Kabupaten Tegal, baru-baru ini.

Fasilitator yang dihadirkan, yakni Yudha Ayu Timorini SST MKes dari Dinkes Kabupaten Tegal dan Annisa Reny Oktora SGz dari Puskesmas Tarub.

"Fasilitatornya dua orang. Mereka sudah terlatih. Mereka didampingi oleh tim SPEAK Indonesia dan UNICEF Indonesia," kata Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, dr Ruszaeni.

Refresher training ini juga dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Satiyo. Untuk pesertanya, guru dari SDN Muncanglarang 01, MI Miftahul Ulum Bumijawa, SDN Kalisapu 01, SDN Kemantran 01 dan MI Islamiyah Berkat. 

Tiap sekolah atau madrasah menghadirkan 3 orang guru. Mereka terdiri dari wali kelas 5 dan guru UKS, serta fasilitator terlatih di masing-masing sekolah.

Menurut Ruszaeni, pelatihan penyegaran ini tujuannya untuk mencegah tiga beban masalah gizi (TBM) terhadap anak usia sekolah. Yaitu, kekurangan gizi, kelebihan gizi dan defisiensi zat gizi mikro yang merupakan ancaman signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.

Obesitas pada Anak di Kabupaten Tegal

Dia mengungkapkan, berdasarkan baseline survey yang telah dilakukan di Kabupaten Tegal pada Agustus-November 2022 lalu, menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak kelas 4 SD/MI kurus atau sangat kurus. Kemudian 1 dari 6 anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas, 1 dari 9 anak mengalami stunting, dan 1 dari 5 anak mengalami anemia.

Salah satu faktor utama masalah gizi pada anak usia sekolah adalah meningkatnya peralihan ke pola makan yang tidak sehat. Itu ditandai dengan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) secara berlebihan. Serta rendahnya konsumsi makanan yang lebih sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. 

Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan sebanyak 36 persen penduduk usia lebih dari 3 tahun di Jawa Tengah mengonsumsi makanan manis. 60,3 persen mengonsumsi minuman manis sekali atau lebih per hari.

Kemudian sebanyak 39,1 persen mengonsumsi makanan asin, 54,2 persen nengonsumsi makanan berlemak/berkolesterol/gorengan. Dan hanya 3,8 persen yang mengonsumsi buah atau sayuran.

Ruszaeni menyebut, jika masalah itu tidak segera diatasi, maka dapat menimbulkan ancaman besar terhadap kesehatan. Termasuk kondisi mental anak saat mendapat perundungan di lingkungan sekolah maupun rumah.

"Karena itulah, kita menggelar acara pelatihan ini. Supaya para guru dapat mendidik siswanya dengan baik dan sehat," ujarnya.

Dia menerangkan, pada 2023-2024 UNICEF berencana bakal memperkuat program percontohan dengan memasukkan komponen tambahan khusus dalam pencegahan kegemukan dan obesitas.

Dia berujar, memang perlu adanya peningkatan kembali kapasitas guru yang telah dilatih agar dapat menjalankan kegiatan dengan lebih baik lagi kedepannya.

"Semoga ilmu yang didapat ini, bisa diimplementasikan di sekolahnya masing-masing," imbuhnya. 

Demikian informasi terkait cegah obesitas pada anak, Dinkes Kabupaten Tegal gencarkan Refresher Training. Kegiatan ini diikuti guru SD/MI di Kabupaten Tegal. (*)

  • Share :
Home > Lokal
Cegah Obesitas pada Anak, Dinkes Kabupaten Tegal Gencar Lakukan Ini
Author: Yeri Noveli
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 14:00 WIB
Cegah Obesitas pada Anak, Dinkes Kabupaten Tegal Gencar Lakukan Ini

(Foto: - PELATIHAN - Pelatihan penyegaran atau Refresher Training yang diselenggarakan Dinkes Kabupaten Tegal diikuti sejumlah guru SD dan MI, menjadi salah satu upaya mencegah obesitas pada anak. FOTO: Yery Noveli/Radar Tegal Grup)

<
RADAR CBS - Obesitas pada anak menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal. Berbagai upaya dilakukan Dinkes Kabupaten Tegal untuk cegak obesitas pada anak.

Salah satunya melalui kegiatan Pelatihan Penyegaran atau Refresher Training kepada para guru Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Tegal. Kegiatan ini dipusatkan di Aula Dinkes Kabupaten Tegal, baru-baru ini.

Fasilitator yang dihadirkan, yakni Yudha Ayu Timorini SST MKes dari Dinkes Kabupaten Tegal dan Annisa Reny Oktora SGz dari Puskesmas Tarub.

"Fasilitatornya dua orang. Mereka sudah terlatih. Mereka didampingi oleh tim SPEAK Indonesia dan UNICEF Indonesia," kata Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, dr Ruszaeni.

Refresher training ini juga dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Satiyo. Untuk pesertanya, guru dari SDN Muncanglarang 01, MI Miftahul Ulum Bumijawa, SDN Kalisapu 01, SDN Kemantran 01 dan MI Islamiyah Berkat. 

Tiap sekolah atau madrasah menghadirkan 3 orang guru. Mereka terdiri dari wali kelas 5 dan guru UKS, serta fasilitator terlatih di masing-masing sekolah.

Menurut Ruszaeni, pelatihan penyegaran ini tujuannya untuk mencegah tiga beban masalah gizi (TBM) terhadap anak usia sekolah. Yaitu, kekurangan gizi, kelebihan gizi dan defisiensi zat gizi mikro yang merupakan ancaman signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.

Obesitas pada Anak di Kabupaten Tegal

Dia mengungkapkan, berdasarkan baseline survey yang telah dilakukan di Kabupaten Tegal pada Agustus-November 2022 lalu, menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak kelas 4 SD/MI kurus atau sangat kurus. Kemudian 1 dari 6 anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas, 1 dari 9 anak mengalami stunting, dan 1 dari 5 anak mengalami anemia.

Salah satu faktor utama masalah gizi pada anak usia sekolah adalah meningkatnya peralihan ke pola makan yang tidak sehat. Itu ditandai dengan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) secara berlebihan. Serta rendahnya konsumsi makanan yang lebih sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. 

Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan sebanyak 36 persen penduduk usia lebih dari 3 tahun di Jawa Tengah mengonsumsi makanan manis. 60,3 persen mengonsumsi minuman manis sekali atau lebih per hari.

Kemudian sebanyak 39,1 persen mengonsumsi makanan asin, 54,2 persen nengonsumsi makanan berlemak/berkolesterol/gorengan. Dan hanya 3,8 persen yang mengonsumsi buah atau sayuran.

Ruszaeni menyebut, jika masalah itu tidak segera diatasi, maka dapat menimbulkan ancaman besar terhadap kesehatan. Termasuk kondisi mental anak saat mendapat perundungan di lingkungan sekolah maupun rumah.

"Karena itulah, kita menggelar acara pelatihan ini. Supaya para guru dapat mendidik siswanya dengan baik dan sehat," ujarnya.

Dia menerangkan, pada 2023-2024 UNICEF berencana bakal memperkuat program percontohan dengan memasukkan komponen tambahan khusus dalam pencegahan kegemukan dan obesitas.

Dia berujar, memang perlu adanya peningkatan kembali kapasitas guru yang telah dilatih agar dapat menjalankan kegiatan dengan lebih baik lagi kedepannya.

"Semoga ilmu yang didapat ini, bisa diimplementasikan di sekolahnya masing-masing," imbuhnya. 

Demikian informasi terkait cegah obesitas pada anak, Dinkes Kabupaten Tegal gencarkan Refresher Training. Kegiatan ini diikuti guru SD/MI di Kabupaten Tegal. (*)

Editor: Adi Mulyadi
  • Share :
Lainnya