RADAR CBS - Guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan medis bagi orang awam, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal menggelar Apem Slawi atau Acitivity PSC 119 Edukasi kepada Masyarakat Slawi. Kegiatan ini dilaksanalan selama bulan Juli hingga September 2024, di Outdoor Gor Trisanja Slawi, Kabupaten Tegal.
Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni menjelaskan, PSC 119 adalah pusat komunikasi dan tim reaksi cepat pertolongan pertama pada kasus krisis kesehatan akibat bencana, kecelakaan kerja, kebakaran maupun kecelakaan lalu lintas. Untuk memberikan layanan yang cepat dan tepat waktu, maka membutuhkan sarana mobilitas yang lengkap dan bisa digunakan sebagai alat trasnportasi serta evakuasi pertolongan pertama di tempat kejadian sebelum ditangani petugas medis atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Dia mengemukakan, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2016. Tujuan SPGDT adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan. Termasuk juga mempercepat waktu penanganan (respon time) dan menurunkan angka kematian atau kecacatan. "Untuk penanganan kegawatdarutan ini, PSC 119 bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit Swasta dan Pemerintah, serta dengan stakeholder lainnya seperti PMI, BPBD, kepolisian," kata Ruszaeni, Senin 8 Juli 2024. Namun demikian, lanjut Ruszaeni, dukungan dan respon dari stakeholder tersebut, belum optimal. Untuk itu, Dinkes menggelar Apem Slawi. Karena kegiatan ini sangatlah penting. Tujuannya, agar PSC dan jejaringnya semakin kuat. Dirinya tak pungkiri, kiprah PSC di masyarakat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Pada 2022 lalu, total panggilan masuk sebanyak 1.234, dan tahun 2023 sebanyak 1.631. Panggilan tersebut meliputi emergency, non emergency dan non kategori. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat semakin mengenal PSC 119. "Untuk lebih mengenalkan lagi, maka kita menggelar Apem Slawi kepada masyarakat umum," ujarnya. Dia mengakui, PSC 119 memang belum pernah menggelar edukasi atau sosialisasi secara langsung kepada masyarakat tentang pertolongan pertama kasus kegawatdaruratan medis. Dengan adanya sosialisasi ini, tentunya dapat meningkatkan kualitas pertolongan pertama yang dilakukan masyarakat pada saat menjumpai kasus kegawatdaruratan medis. Selain itu, juga dapat menurunkan angka kecacatan serta kematian pada kasus kegawatdaruratan medis. "Nanti untuk sasarannya atau peserta sosialisasi adalah masyarakat umum," sambungnya. Ruszaeni menyatakan, sosialisasi ini dilakukan oleh Tim PSC. Untuk materinya yakni soal kasus tersedak, henti nafas dan henti jantung, patah tulang, perdarahan, digigit ular, keracunan, pingsan, kegawatdaruratan ibu hamil dan kejang. "Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk masyarakat," tutupnya. Demikian informai terkait Dinkes Kabupaten Tegal Gelar Apem Slawi selama bulan Juli ini. Semoga bermanfaat.
(*)