TEGAL, radartegalonline – Masyarakat diminta untuk mewaspadai beredarnya uang palsu, terutama pada Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriyah yang bertepatan dengan tahun politik. Oleh karenanya, perlu mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah yang asli agar tidak menjadi korban peredaran uang palsu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, M. Taufik Amrozi mengatakan dari data yang pihaknya miliki, menunjukan adanya kenaikan temuan uang palsu pada tahun lalu. Di mana pada, periode Nataru dan Idul Fitri 2022 ada sebanyak 3.169 lembar, padahal di tahun sebelumnya hanya 2.575 lembar.
“Kemudian, tahun ini hingga Februari 2023, sudah ada temuan sebanyak 467 lembar,”ujar Taufik.
Terkait itu, kata Taufik, pihaknya gencar melakukan upaya pencegahan melalui gerakan Cinta Bangga Paham (CBP) rupiah. Dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai kegiatan edukasi di semua lapisan masyarakat.
“Secara terus menerus kita melakukan kampanye dengan cara sosialisasi dengan konsep CBP. Karena peredaran uang palsu ini tidak hanya pada momen tertentu saja,”tandasnya.
Menurut Taufik, dengan akronim cinta, mudah-mudahan masyarakat bisa mengenali ciri-ciri keaslian dan memperlakuan Rupiah dengan baik. Kemudian, bangga terhadap rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, kemudian paham nilainya.
Selain itu, ujar Taufik, pihaknya juga menggandeng aparat penegak hukum dalam kegiatan sosialisasi. Sehingga, mereka dapat mendeteksi uang palsu.
“Dengan begitu, mendeteksi uang tidak hanya oleh BI, namun juga masyarakat dan aparat. Namun, memang yang berwenang menyatakan sah atau tidak dari kami,”ujar Taufik.
Kebutuhan Uang Lebaran
Sementara terkait kebutuhan uang untuk lebaran, Taufik mengatakan tahun ini pihaknya menyiapkan Rp5,04 Triliun wilayah Eks Karisidenan Pekalongan. Jumlah tersebut meningkat sebesar 5,52 persen atau Rp305 Miliar dari tahun sebelumnya.
“Pada 2022 lalu, realisasinya sebesar Rp4,73 Triliun. Sedangkan tahun ini, kita akan siapkan Rp5,04 Triliun untuk kebutuhan Idul Fitri di wilayah Karisidenan Pekalongan,”katanya.
Taufik menambahkan kebutuhan uang pecahan kecil tahun ini menjadi Rp487 miliar. Atau, meningkat sebesar Rp64 miliar dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 423 miliar.
Demikian juga untuk pecahan besar dengan peningkatan sebesar Rp277 Miliar dari realisasi tahun lalu. Di mana pada 2022 lalu hanya sebesar Rp4,315 Triliun, tahun ini menjadi Rp 4,592 Triliun. ***