TEGAL, radartegalonline – Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan monitoring dan evaluasi penanganan tenaga kerja di Disnakerin Kota Tegal belum lama ini. Mereka menyoroti sejumlah program penanganan selama pandemi Covid-19 dan setelahnya.
Tim mengapresiasi program di Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian untuk menangani tenaga kerja. Salah satunya Job Cafe yang mereka rekomendasikan kepada daerah lain untuk menirunya.
Kepala Disnakerin Kota Tegal R. Heru Setyawan saat memberikan sambutan mengatakan pihaknya telah melakukan inovasi-inovasi penanganan tenaga kerja selama masa dan pasca Covid-19. Termasuk, penanganan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
“Kita telah melakukan capaian dan inovasi-inovasi dalam menangani tenaga kerja dan IKM dalam masa dan pasca Covid-19,”kata Heru.
Menurut Heru, program dan inovasi tersebut yakni memberikan pelayanan Job Cafe Antareja, pelatihan berbasis kompetensi bagi pencari kerja, membangun aplikasi Lapursijaja dan Dakrun. Selain itu, juga pembentukan Forum HRD, pembangunan Showroom Dekranas, Griya Batik, Sentra Industri Logam.
“Kami juga menjalin kerjasama Pentahelix dengan IHKA, Poltrisdha, HILLSI, ABKI. Sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka di Kota Tegal,”papar Heru.
Menanggapi itu, anggota tim Monitoring Bappenas Ratna Sri Mawarti mengatakan monitoring terkait penanganan tenaga kerja dan UMKM masa dan pasca Covid-19 di Kota Tegal.
Hal itu, sebagai bench marking dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang.
“Khususnya bidang ketenagakerjaan dan UMKM. Kita melakukan monitoring selama 2 hari,”ujarnya.
Menurut Ratna, Sri pihaknya memberikan apresiasi kepada Disnakerin yang telah membangun sinergi dan teamwork yang luar biasa dengan stakeholder terkait. Sehingga dapat memunculkan berbagai terobosan inovatif di masa dan pasca Covid-19.
“Terimakasih kepada Disnakerin yang terus bersinergi dan menjalin teamwork yang luar biasa dengan seluruh stakeholder sehingga tetap berinovasi di tengah pandemi Covid-19,”ujar Ratna.
Daerah Lain Bisa Meniru Job Cafe dalam Penanganan Tenaga Kerja
Ratna menambahkan, dalam upaya pemulihan pasca pandemi memerlukan kerjasama antar OPD untuk terus bersinergi dan bekerja sama dalam membantu Pemerintah mengurangi pengangguran terbuka. Sebab, hal itu bukan tanggung jawab dari seluruh pihak.
“Saya berharap kepada Bappeda Kota Tegal untuk mengoptimalkan perencanaan dan sinergi antar Dinas dalam upaya mengurangi TPT Kota Tegal,”pesan Ratna.
Harapannya, dengan adanya monitoring ini, Bappenas dapat menyusun kebijakan-kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan UMKM. Dalam rangka memperkuat perencanaan pembangunan jangka menengah dan panjang.
Sementara itu, anggota tim lainnya Sri Roshidayati menyampaikan terobosan-terobosan yang telah terlaksana di bidang ketenagakerjaan dan UMKM cukup bagus. Sehingga, tempat lain bisa mengadaptasikannya.
“Saya berharap untuk terus melanjutkan inovasi dan menyiapkan tenaga kerja yang adaptif. Sehingga dapat bersaing secara global,”tambah Roshidayati.
Menurutnya, model layanan pencari kerja dengan Job Cafe baik, sehingga daerah lainnya bisa untuk menirunya.
Bimbingan intensif kepada tamatan sekolah menengah dan pendidikan tinggi dengan pendekatan ‘person to person’ merupakan contoh konkret dari Society 5.0.
Roshidayati menegaskan agar Disnakerin Kota Tegal terus berinovasi, dan memperkuat sinergi dengan stakeholder terkait.
“Saya sudah mencatat pointers hasil diskusi, dan ini menjadi masukan berarti untuk kami bahas lebih lanjut dengan teman-teman di BAPPENAS,” ungkap Ratna.
Selanjutnya, Tim Bappenas melanjutkan monitoring dengan tinjauan lapangan. Antara lain, ke tempat pengolahan ikan, Sentra Industri Logam Kota Tegal (SILKOT) serta Griya Batik Kota Tegal. ***